Head-linenews.com, TANJUNGPANDAN – Lagi, pengerjaan Slurry Seal atau Micro-Surfacing Satker PJN Wilayah II Bangka Belitung terus menuai kontroversi dan sorotan berbagai media online, tv hingga cetak, mempublikasikan kebobrokan yang terjadi. Bahkan diinformasikan salah satu media online, Slurry Seal yang sedang dikerjakan oleh PT. Sarana Jatra Konstruksi Pratama ini didalam bidikan Kejati Babel.
Hari ini, Sabtu (05/10/24) pengerjaan slurry seal kembali menjadi sorotan awak media. Diabadikan melalui video, pengerjaan aspal ruas jalan Sudirman itu diduga dikerjakan saat cuaca mendung tanpa sinar matahari dan berakhir pengerjaan dihentikan karena cuaca hujan.
Padahal saat hujan mengenai aspal baru, minyak akan naik ke permukaan, yang akan memengaruhi waktu pengerasan dan hasil akhir. Jika aspal diaspal saat hujan, kualitas aspal secara keseluruhan dapat menurun. Sehingga waktu yang baik melakukan pengerjaan slurry seal ialah saat cuaca panas dan permukaan aspal tidak lembab atau dalam keadaan kering.
Selanjutnya dikutip dari makmurjayaemulusi.co.id, pengerjaan slurry seal semestinya harus terpapar sinar matahari 1 hingga 5 jam untuk menghasilkan mutu dan komposisi aspal yang diinginkan tercapai. Nah, bagaimana aspal slurry seal Sudirman hari ini, Sabtu (05/10/24) aspal telihat sudah dituangkan sebagian dibadan aspal, bukanya terpapar matahari, aspal pun akhirnya tersiram hujan.
Dari sini terlihat dugaan ada ketidak selarasan informasi perencana dan pengerjaan yang akan dilakukan, antara PPK, konsultan dan kontraktor pelaksana, hingga pengerjaan Slurry seal tetap dilakukan meski cuaca sedang tidak memungkinkan
Selain itu, awak media ini tidak menemukan keberadaan pihak konsultan dan pekerja dilokasi, hanya ada slurry machine atau vabel, alat yang digunakan untuk pengaspalan bubur yang sengaja ditinggalkan.
Pejabat Pembuatan Komitmen, (PPK 2.1) Muhammad Sajad saat dikonfirmasi melalui whatsapp, pesan terkirim namun belum direspon, hingga berita ini dipublikasikan.
Redaksi