Head-linenews.com, TANJUNGPANDAN – Viralnya di Platform Media terkait berita pengunjung Museum Tanjungpandan, Pemerintah Kabupaten Belitung Setiawan menanggapi minimnya barang koleksi yang ditampilkan, Kamis (05/09/24). Kepala UPT Museum Revzan kepada media ini memaklumi adanya hal tersebut terkait minimnya pengetahuan terhadap aturan dan pengelolaannya.
“Hal tersebut terjadi kemungkinan minimnya pengetahuan pengunjung terhadap aturan dan tata kelolah Museum itu sendiri,” Terang Revzan saat dikonfirmasi awak media, Jumat (06/09/24).
Sebelumnya Setiawan kepada media ini mengatakan saat menghadiri rangkaian kegiatan pekan kebudayaan daerah Museum Tanjungpandan tahun 2024, Jalan Melati Nomor A41, Kecamatan Tanjungpandan.
Ia menduga barang-barang koleksi milik Museum Tanjungpandan banyak yang hilang. Hal tersebut lantaran terlihat banyak spece kosong yang disediakan dietalase Museum.
Menanggapi hal itu Revzan katakan, sesuai Permendikbud ristek nomor 24 tahun 2022 yang mengatur pelaksanaan dari aturan Pemerintah nomor 66 tahun 2015. Dimana koleksi Museum harus melalui empat tahapan. Mulai dari registrasi, perawatan, memiliki informasi dan telah dilakukannya penelitian terhadap beda koleksi tersebut.
“Artinya jika kita tidak memenuhi empat aturan itu, koleksi yang dimaksud tidak boleh berada diruang pamer. Jadi koleksi yang selama ini numpuk dan dilihat pengunjung itu sekarang kita alihkan ketempat ruang penyimpanan atau ruang pengkajian. Jika empat tahapan itu telah dipenuhi, mangka barang-barang itu akan kita letakkan lagi kembali ketempat semulanya. Namun semuanya harus melalui proses dan memerlukan waktu yang cukup lama,” Jelas dirinya.
Selain itu, Museum Tanjungpandan telah direncanakan akan menjadi Museum Budaya diwaktu mendatang. Jika yang dimaksud benda yang hilang itu termasuk keramik tentunya itu salah. Keramik tersebut bukanlah hilang namun dialihkan ke Museum Maritim yang berada di daerah Kecamatan Sijuk.
“Museum kita ini dirancanakan akan dialihkan menjadi Museum Budaya sehingga koleksinya pun harus bercerita tentang budaya. Jika yang dimaksud banyaknya hilang itu adalah benda keramaik itu salah. Karena keramik itu adalah koleksi maritim jadi saat ini sudah dialihkan ke Museum Maritim,” Tukas dirinya.
Ia meminta agar berita yang sudah dipublikasikan untuk diklarifikasikan mengingat sudah menjadi konsumsi publik dan menyangkut suatu instansi tertentu.
“Kami berharap ini menjadi klarifikasi jawaban tersebut mengingat berita yang sudah dipublikasikan dan menyangkut suatu instansi. Jadi sebenarnya barang tersebut bukalah hilang tapi disimpan dan juga dialihkan,” Tukasnya.
Sedangkan adanya pernyatakan pengunjung terkait Museum Tanjungpandan sepi pengunjung, hal tersebut tentunya tidak benar. Ia katakan saat ini Museum Tanjungpandan telah mendistribusikan pendapat daerah hingga Rp. 50 juta rupiah.
“Jika dikatakan Museum sepi pengunjung itu juga tidak benar. Tiket porporasi yang setiap hari ditarik oleh BPKAD menjadi distribusi daerah dari Museum saja mencapai Rp. 50 juta rupiah. Hal tersebut terhitung sampai bulan Agustus lalu,” Tegasnya.
Redaksi